Ledakan Netizen Tak Terkendali

09.51

The term Netizen is a portmanteau of the words Internet and citizen as in "citizen of the net".[1][2][3] It describes a person[4] actively involved in online communities or the Internet in general.[5][6] The term commonly also implies an interest and active engagement in improving the Internet, making it an intellectual and a social resource,[4] or its surrounding political structures, especially in regard to open access, net neutrality and free speech.[7]

Wikipedia 

Tulisan saya kali ini langsung saya awali dengan penjabaran arti kata Netizen agar langsung memahami maksud dari tulisan saya kali ini. Saya ingin jelaskan sekali lagi dengan bahasa saya yang mudah dan tidak terlalu spesifik menjerumus agar lebih mudah dipahami lebih lagi, netizen adalah kita, kita yang menggunakan teknologi dan jaringan internet yang mengkoneksikan kita dengan segala hal dan seluruh orang di seluruh dunia yang kita aktif gunakan, contoh kata aktif di sini bisa berangkat dari tindakan simple seperti upload (foto/lagu/kata-kata/karya dsb) dan mengkritik atau memberi komentar akan sesuatu di ranah online.

Netizen saat ini sangat jelas terlihat terlibat banyak di dalam beberapa media sosial, karena memang itu tujuan dari dibuatnya media sosial, media untuk netizen bersosial di dalamnya tanpa harus bertatap muka untuk mewujudkannya, selain media sosial, ada i-news dan jual-beli online yang merajai keaktifan netizen di seluruh dunia. Perkembangan teknologi saat ini memang sungguh membawa banyak sekali pengaruh, baik yang positif maupun negatif, semakin ke sini semakin bertambah dan terus bertambah netizen yang ada di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Pertambahan netizen di Indonesia ini tak diikuti dengan kualitas pengetahuan netizen yang baik akan fungsi dan manfaat yang positif, dengan tipikel masyarakat Indonesia yang begitu membooming lalu seluruh orang berlomba-lomba untuk terjun dari ledakan tersebut, sehingga yang saya lihat kini adalah dampak negatif yang justru banyak timbul karena faktor belum siapnya netizen untuk menjadi netizen, ledakan netizen tak terkendali di Indonesia.

Jika anda masih bingung dengan apa yang saya bicarakan, saya akan mengibaratkan netizen ini dengan penduduk real di Indonesia. Pertambahan penduduk di dunia memang memberikan banyak efek, baik yang positif maupun negatif, namun di Indonesia, pertumbuhan penduduknya menjadi over karena tidak dikontrol dengan mumpuni dan pemahaman rakyatnya yang belum matang membuat mereka tidak berpikir banyak untuk membuat keluarga kecilnya menjadi keluarga besar (dalam hitungan jumlah). Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pemahaman rakyat Indonesia akan kehidupan yang layak dengan banyaknya keturunan di era kini masih belum mumpuni atau belum cukup hingga akhirnya muncul program Keluarga Berencana untuk sosialisasinya agar dapat direm pertumbuhannya karena menimbulkan banyak dampak negatif seperti penggangguran, kemiskinan hingga kematian. Sama halnya dengan netizen yang telah saya jelaskan tadi, netizen di Indonesia juga mengalami hal serupa, belum siap menjadi netizen namun terus bertambah angka netizen baru yang belum siap itu setiap harinya, yang pada akhirnya menimbulkan banyak hal negatif baik di dunia maya maupun nyata yang selanjutnya akan saya jelaskan beberapanya dengan contoh kejadian nyatanya.

Pernahkah anda membaca berita mengenai penculikan yang berujung pemerkosaan seorang wanita ketika untuk pertama kalinya bertemu dengan kekasih hatinya? Kekasih hati yang dia "jumpai" di media sosial yang pada akhirnya memutuskan untuk berjumpa di dunia nyata namun nasibnya tidak seindah apa yang diharapkannya. Ini adalah salah satu bentuk contoh "kecerobohan" netizen itu sendiri, dimana terlalu mempercayakan apa yang sejatinya tampak di dunia maya dan mau mau saja diajak oleh sang kekasih untuk pertama kalinya di sebuah tempat yang kebanyakan tempat sepi dan seorang diri, ini adalah kesalahan persona dari sang wanita, karena ada faktor pada dirinya yang membuatnya menjadi korban kejahatan (ini adalah teori dari sebab menjadi korban di dalam viktimologi/ilmu tentang korban). 

Selanjutnya yang sedang heboh akhir-akhir ini adalah ulah netizen yang TIDAK MENGHORMATI para pahlawan di monumennya dengan mengunggah foto tersebut di media sosial. Ini adalah bentuk kongkrit betapa netizen tersebut sangat belum siap menjadi netizen. Kenapa demikian?

Kenapa netizen belum siap menjadi netizen? Di era yang aneh ini, saya menganggap banyak efek negatif dari media sosial, seperti Eksistensi yang berujung negatif seperti contoh patung pahlawan tadi, mempercayai mentah-mentah apa yang ada di media sosial akhirnya diculik dan diperkosa, bullying, penipuan dan lain-lain.

Yang akan saya sorot sekali adalah masalah eksistensi ini, mengapa eksistensi negatif? Karena tidak digunakan sebijak-bijaknya, padahal banyak sekali dari faktor eksistensi ini dapat membawa efek positif dalam kehidupan netizen, misalkan saja aktif dalam organisasi atau menjadi volunteer atas champaign issue tertentu yang akan membawa netizen aktif dan mendapat jaringan dari banyak negara, it's realy cool. Namun untuk netizen di Indonesia, sayang sekali banyak yang tidak memanfaatkan eksistensinya di media sosial sebagai tujuan positif tapi negatif, dengan pandangan akan dipandang banyak orang dengan melakukan hal-hal yang dianggapnya keren atau bisa diibaratkan seperti anak kecil yang sedang cari perhatian, pasti akan melakukan segala hal baik dengan bermanja-manja atau merengek menangis agar segera diperhatikan, itulah sekarang yang terjadi di Indonesia. Hal-hal yang tidak baik atau justru tidak pantas saat ini malah menjadi pemandangan yang umum di media sosial, hal-hal tersebut dipertontonkan dengan bangga oleh yang empunya, berharap mendapat atensi yang banyak dari netizen lain, dengan tidak mengindahkan nilai-nilai yang ada di masyarakat lagi, masyarakat Indonesia mulai kehilangan nilai-nilainya terutama para netizen yang belum siap menjadi netizen ini, atau netizen yang belum "dewasa".

Ciptakanlah benefit dalam keaktifan anda sebagai netizen, ada satu quote dari istri John F Kennedy yang bisa netizen serap baik-baik maknanya...semoga bermanfaat dan dapat mengarahkan seluruh netizen ke arah yang lebih baik.

Jangan sampai Ledakan Netizen Tak Terkendali ini justru menghacurkan dunia dan netizen sendiri. Netizen lebih mudah menggapai dunia daripada orang-orang yang hanyak teriak-teriak menonton televisi dan hanya itu yang bisa mereka lakukan, manfaatkanlah apa yang telah anda ketahui, keuntungan menjadi netizen, minimal manfaatkan untuk hal positif bagi diri anda sendiri

Demikian tulisan kedua saya, terbuka untuk kritik, saran dan ralat (akan fakta)
Jangan budayakan mencerca
Mari berdiskusi dengan cerdas dan berkelas

Terimakasih

Iren Gian Prasetya 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images